KURVA PENDAPATAN DRIVER TAKSI ONLINE, 2016 - 2018

KURVA Pendapatan rata-rata harian driver taksi online dengan applikasi Gocar atau Grab

Hallo sobat fleet, rentcar, driver, taksi online individu, anggota STOP.Co dan pembaca sekalian. Bisnis Transportasi sedang diuji. Ujian berat dari dampak hadirnya teknologi berbasis internet (online). Plus minus / untung rugi.

Disrubtion terjadi di bisnis transportasi yang sedang kita jalani. Pak Renald Kasali menunjuk kerusakan tertuju pada bisnis taksi konvensional. Semakin ke sini kerusakan demi kerusakan tidak hanya "hancurkan" bisnis taksi konven. Angkot, Travel, Bus juga rekan pengusaha Rental Mobil akhirnya termakan tsunami applikasi transportasi online. Harganya ndak karuan merusak transaksi dan kepercayaan yang sudah sudah.

Perhatikan kurva Pendapatan Driver Taksi Online. Tahun 2016, bulan 6 ; database system POS kami menunjukkan data rata-rata pendapatan di angka Rp.300rb per hari. Benar belum banyak sebab end user (penumpang) juga belum bertumbuh. Dua bulan berikutnya melonjak antara Rp. 400rb - Rp. 650rb per hari. Saat awal tersebut, Insentif Gocar masih menerapkan target pendapatan harian driver ; intensif Rp. 100rb utk pendapatan Rp. 300rb dan Insentif Rp.200rb utk pendapatan Rp. 600rb. UBER yang mulai membumikan taksi online harga terjangkau. GOCAR masih nomor2, sebab PT Gojek fokus mendaulat ojek onlinenya jadi pemimpin pasar di banding taksi online (GOCAR).

Masuk 2017 ; GOCAR mulai "iming-imingi" insentif Rp 300rb untuk 12 trip point sehari. Terus terang pasar UBER mulai goyah, sebab driver "bahagia" menjalankan applikasi GOCAR. Periode pendapatan Rp.300rb ini bertahan cukup lama. Sampai bulan 8 2017, mulai nampak hasil dari ekpansi Grab "mencaplok" Indonesia.
Alternatif pilihan bagi user penumpang bertambah. Tidak hanya Go Ride sebagai pilihan transportasi motor online, dan GOCar sebagai pilihan taksi online. Diluar dugaan dan ekspektasi, GRAB mengambil dominan pilihan. Ibarat merk motor ; orang selalu menyebut HONDA, walau yg dipakai itu merk Yamaha. Demikian juga "otak bawah sadar" end user taksi online. Selalu saja memanggil GRAB walau penumpang sadar pakai aplikasi GoJek dan kami yang datang GOCAR....😃😃🤣🤣😎☺☺
Sebenarnya yang terjadi tambah bonyok di sisi mitra driver (kami). Pendapatan rata-rata turun Rp. 250rb per hari.

2018 ini, pendapatan driver taksi online baik GoCar dan Grabcar ; makin tenggelam. Pendapatan sehari Rp.100rb saja bagus. Terjadi semester pertama 2018. Sedikit  melonjak naik 10 hari menjelang LEBARAN dan setelah Lebaran. Lalu masuk periode paling "sepi" dan kuota driver melonjak tajam jumlahnya hingga ribuan dalam satu kota...Bulan 8 dan 9 2018 ini, rata-rata pendapatan driver taksi online "jlek". Tidak sampai hati untuk dibilang, penghasilan driver taksi online hanya rata-rata Rp.75 rb perhari. Dalam sehari-hari kerja onbid, dengan durasi waktu kerja lebih 12jam ; memperoleh 6 order saja sulit. Apalagi untuk mengejar 17 point/ trip.

Disrubtion itu hancurkan apapun didekatnya. Tidak hanya taksi konven, driver individu, supir angkot, pengusaha rental mobil juga memperoleh imbasnya.

Kalau mobil disewa non taksi online, tetap Rp. 200rb - Rp. 350rb perhari (unit nya). Kalau mobil digunakan sebagai taksi online atau pemerintah menyebut Angkutan Sewa Khusus Berbasis Aplikasi (ASKBO), pengusaha taksi online "woro-woro" ke Investor. Bahwa kemampuan driver taksi online hanya sebatas itu....(sambil usap muka 🤦‍♂️🤦‍♂️).

Pendanaan perusahaan angkutan sewa seperti kami akan mengalihkan subsidi ke mobil. Yang awalnya pengembangan asset hak cipta, fokus jadi beralih lagi ke mobil. Hal ini sampai batas waktu kapan dan adakah peluang perubahan ????. Kita ikuti saja prosesnya.

Diluar serba kurang, peminat pendaftar driver taksi online, masya Allah tiap hari 3 sampai 8 orang minat melamar kerja datang ke kantor kami di Ruko Beringin Hills Semarang.
Demkian catatan kami, dijalani dan dinikmati saja prosesnya. Kalau gagal jangan "keras-keras" menangisinya. Lebih baik segera bangkit dan hasilkan sesuatu asset. sekian terimakasih.

Bagikan Artikel ini